Rabu, 19 September 2012

"Jangan Hilangkan Sejarah Asli Titik Pertempuran Pahlawan Seribu”
Kawasan Serpong makin berkembang pesat seiring dengan lonjakan pertumbuhan bisnis di daerah ini. Daerah yang semula kebon karet kini menjadi daerah elit. Puluhan tempat hiburan, mal, pusat keramaian bermunculan di Serpong. Bangunan sejarah yang merupakan nafas masa lalu kian terhembus oleh derap laju pembangunan yang kini makin marak.

Mereka para pelaku sejarah yang dulunya merupakan bagian dari sejarah seyogyanya dikenang oleh para generasi yang akan datang. Masyarakat Serpong khususnya, bisa berbangga karena daerah ini pernah menjadi salah satu bagian sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Situs-situs sejarah yang kini tersisa tinggallah Makam Pahlawan Seribu, Monumen Lengkong, dan beberapa bangunan peninggalan Belanda. Hasil penelusuran yang dilakukan oleh reporter SerpongKita.com melalui nara sumber dan pelaku sejarah di kawasan ini berhasil menemui salah seorang pelaku sejarah yang masih hidup yaitu Pak Mahadi bin Bantoet (90), bapak dari 15 orang anak.

Sabtu, 15 September 2012

RADEN GATOTKACA
Raden Gatotkaca adalah putera Raden Wrekudara yang kedua. Ibunya seorang putri raksasa bernama Dewi Arimbi di Pringgandani. Waktu dilahirkan Gatotkaca berupa raksasa, karena sangat saktinya tidak ada senjata yang dapat memotong tali pusatnya. Kemudian tali pusat itu dapat juga dipotong dengan senjata Karna yang bernama Kunta, tetapi sarung senjata itu masuk ke dalam perut Gatotkaca, dan menambah lagi kesaktiannya.
Dengan kehendak dewa-dewa, bayi Gatotkaca itu dimasak seperti bubur dan diisi dengan segala kesaktian; karena. itu Raden Gatotkaca berurat kawat, bertulang besi, berdarah gala-gala, dapat terbang di awan dan duduk di atas awan yang melintang. Kecepatan Gatotkaca pada waktu terbang di awan bagai kilat dan liar bagai halilintar. Kesaktiannya dalam perang, dapat mencabut leher. musuhnya dengan digunakan pada saat yang penting. Gatotkaca diangkat jadi raja di Pringgadani dan ia disebut kesatria di Pringgadani, karena pemerintahan negara dikuasai oleh keturunan dari pihak perempuan. Dalam perang Baratayudha Gatotkaca tewas oleh senjata Kunta yang ditujukan kepada Gatotkaca. Ketika Gatotkaca bersembunyi dalam awan. Gatotkaca jatuh dari angkasa dan mengenai kereta kendaraan Karna hingga hancur lebur. Gatotkaca beristerikan saudara misan, bernama Dewi Pregiwa, puteri Raden Arjuna.

Sabtu, 01 September 2012

Legenda Brebes : “Jaka Poleng”

Gunung Slamet yang perkasa masih terlihat malu-malu membiru, diburu kelabu biru-biru kabut, dikejar kuning kemuning senja dibalik punggungnya. Rerumputan, kayu jati, bunga dan dedaunanya masih menggigil kedinginan, kaki-kakinya basah. Berembun. Tes… tes… tes menetes air yang semalam sampai sepertiganya masih berwujud asap-asap purba mengembara dari gunung kini menetes dari daun yang paling atas, jatuh kedaun yang paling bawah, dan tergelincirlah ia jatuh membenam ke tanah sesuai sunah-Nya.
Kesibukan sudah mulai sebelum alarm alamiah dari bengokan ayam jago yang menggaung sahut menyahut dari kaki gunung slamet hingga bibir pantai randusanga.
Kocap Kacarita, disebuah halaman belakang kabupaten Brebes Bi Ojah sedang sibuk menggaruk-garuk tanah dengan sapu lidinya, beberapa menit setelahnya sampah daun melinjo dan mangga kering terkumpul dan siap untuk dibakar.
Seorang pemuda gagah nampak berlari tersaruk-saruk oleh sarungnya masuk dari pintu belakang.
“Biiii…..” teriaknya sambil terus berlari menuju kandang kuda yang terletak sepuluh meter dipojok kanan halaman belakang kabupaten.