Selasa, 29 Desember 2015

MENGENAL HAKEKAT KENABIAN

Pokok dari ajaran agama adalah mengajarkan kepada ummatnya tentang bagaimana berhubungan dengan Tuhan, cara mengenal-Nya dengan sebenar-benar kenal yang di istilahkan dengan makrifat, kemudian baru menyembah-Nya dengan benar pula. Apakah agama Islam, Kristen, Hindu dan lain-lain, semuanya mengajarkan ajaran pokok ini yaitu bagaimana seseorang bisa sampai kehadirat-Nya. Karena itu pula Allah SWT menurunkan para nabi/Rasul untuk menyampaikan metodologi cara berhubungan dengan-Nya, tidak cukup satu Nabi, Allah SWT menurunkan ribuan Nabi untuk meluruskan kembali jalan yang kadangkala terjadi penyimpangan seiring berjalannya waktu.

Nabi Adam AS setelah terusir dari syurga bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun bertobat kepada Allah SWT tidak diampuni, setelah Beliau berwasilah (teknik bermunajat) kepada Nur Muhammad barulah dosa-dosa Beliau diampuni oleh Allah SWT, artinya Allah mengampuni Adam as bukan karena ibadahnya akan tetapi karena ada faktor tak terhingga yang bisa menyambungkan ibadah beliau kepada pemilik bumi dan langit. Lewat faktor tak terhingga itulah maka seluruh permohonan Nabi Adam as sampai kehadirat Allah SWT. Faktor tak terhingga itu adalah Nur Muhammad yang merupakan pancaran dari Nur Allah yang berasal dari sisi-Nya, tidak ada satu unsurpun bisa sampai kepada matahari karena semua akan terbakar musnah kecuali unsur dia sendiri yaitu cahayanya, begitupulah dengan Allah SWT, tidak mungkin bisa sampai kehadirat-Nya kalau bukan melalui cahaya-Nya

Sabtu, 04 Juli 2015

Cara Cuci Ginjal Secara Alami dengan Daun Seledri
Selama bertahun-tahun, ginjal kita dengan setia menyaring garam, racun dan zat yang berbahaya dalam darah yang masuk ke dalam tubuh . Seiring berjalannya waktu, semua zat tersebut akan terakumulasi dan tentunya diperlukan perawatan atau pembersihan pada organ ginjal kita.


Berikut ini cara mudah dan alami untuk mencuci ginjal Anda dengan menggunakan daun seledri sebagai bahan utamanya.
  1. Ambil 1 ikat daun seledri (parsley / malli / kothimbir / dhaniya) dan kemudian cuci hingga bersih.
  2. Potong kecil-kecil dan kemudian masukan ke dalam panci yang berisi air.
  3. Rebus selama 10 menit dan kemudian diamkan/dinginkan.
  4. Saringlah daun seledri, masukan ke dalam botol yang bersih dan masukan ke dalam lemari es 
  5. Minum 1 gelas tiap hari dan Anda akan merasakan khasiat dari air rebusan daun seledri ini
Garam dan racun yang sudah menumpuk akan keluar melalui air seni ketika buang air kecil. Anda juga akan merasakan perbedaan dalam tubuh yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Daun seledri dikenal sebagai bahan pembersih terbaik untuk organ ginjal dan ini merupakan sebuah cara perawatan atau pembersihan yang alami.


Di samping itu, daun seledri juga dapat dimanfaatkan untuk mencegah sejumlah penyakit seperti reumatik, mata kering (XEROFTALMIA), tekanan darah tinggi, batuk, alergi dan lain-lain. Caranya adalah sebagai berikut:

Rabu, 06 Mei 2015


SYEKH JAMBU KARANG

Gunung Lawet/Ardi lawet terletak di Desa Panusupan kecamatan Rembang kabupaten Purbalingga.

A.Makam Wali Pangeran Syekh Jambukarang (Haji Purba/Haji Purwa)
Pangeran Syekh Jambukarang berasal dari jawa Barat. Beliau adalah putra mahkota Prabu Brawijaya Mahesa Tandreman, Raja Pajajaran I. Nama mudanya adalah R.Mundingwangi.
Sebenarnya beliau akan dinobatkan untuk menjadi pengganti ayahnya menjadi raja Pajajaran namun beliau lebih suka mengembara sehingga tahta kerajaan diserahkan pada adiknya bernama R.Mundingsari pada tahun 1190 M. R.Mundingwangi kemudian bertapa di Gunung Jambudipa yang terletak di kabupaten Banten Jawa Barat. Setelah menjadi pertapa beliau terkenal dengan nama Jambukarang dan tempat beliau bertapa dikelan dengan nama Gunung Karang.
Alkisah saat beliau betapa, beliau melihat tiga Nur/Cahaya putih dibelah timur dan sangat tinggi keberadaannya. Oleh karena itu beserta 160 pengikutnya beliau menemukan asal nur tersebut tepat di Gunung Panungkulan di Desa Grantung kecamatan Karangmoncol sehingga terkenal dengan nama Gunung Cahyana.
Dalam perjalanannya, beliau melalui :
Karawang atau Jatisari
Sungai Comal dan bertinggal agak lama disana dan sekarang ada petilasannya bernama petilasan Geseng
Gunung Cupu dan menelusuri saungai Kuripan
Gunung Kraton dan keselatan ke Gunung Lawet
Bojongsana dan keselatan menelusuri sungai Ideng,kedung Budah,kedung Manggis
Penyindangan (desa Rajawana sekarang)
Karang Arum (desa Makam sekarang dan keselatan sampilah di Gunung Panungkulan.
Tersebutlah seorang mubaligh Islam dari negeri Arab yang terkenal dengan sebutan Syekh Atas Angin. Sesudah sholat Subuh mendapat Ilham bahwa disebelah timur terdapat tiga buah cahaya putih menjulang tinggi diangkasa. Maka beliau dengan 200 pengikutnya pergi untuk mencari cahaya tersebut. Dalam perjalanannya beliau singgah di Gresik dan Pemalang kemudian ke Gunung Cahyana.Di Gunung Cahyana beliau bertemu dengan R.Mundingwangi atau Jambukarang yang sedang bertapa setelah menemukan cahaya yang sama-sama dicarinya.

Senin, 23 Februari 2015

Aliran Kepercayaan Yang Ada di Indonesia
                                                                      BAB I                                                                     
PENDAHULUAN
 A.    Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia selalu haus akan rasa ingin tahu terhadap dzat yang menciptakan dan memberikan rasa aman. Berbagai macam aktivitas ibadah dengan berbagai ritualnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rohani dalam rangka mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan. Mulai dari peribadatan terbuka hingga ritual secara sembunyi-sembunyi dilakukan untuk mendapatkan tujuan tersebut. Di Indonesia, hal yang demikian sudah tidak asing lagi. Gejala umum yang tampak antara lain munculnya berbagai macam aliran kepercayaan, yang biasa disebut dengan kebatinan, tasawuf, ilmu kesempurnaan, teosofi, mistik atau dengan sebutan yang lain. Munculnya berbagai macam aliran kepercayaan di Indonesia membuat sebagian pihak merasa resah. Kita tidak bisa dengan mudah merubah apa yang mereka yakini, karena tiap individu memiliki hak atas lepercayaannya. Oleh karena itu penting adanya pengetahuan mengenai keberadaan mereka serta hal-hal yang mendasari kepercayaan yang mereka anut. Makalah ini akan menjelaskan tentang sejarah munculnya aliran kepercayaan di Indonesia disertai dengan beberapa contoh aliran yang ada di Indonesia saat ini. Sehingga diharapkan masyarakat dapat memahami serta tidak mudah menyalahkan kepercayaan orang lain.

Selasa, 13 Januari 2015

Kisah Legenda Setan Kober
Pada masa Brawijaya 1 sampai turun ke 4 tahta selanjutnya, tatkala sir wingit telah merasuki tubuh makhluk hidup dan keseimbangan bathin sudah diambang keumuman, saat itulah kesaktian bentuk ilmu bagian dari kehidupan manusia hingga suatu keterbatasan tidak lagi menjadi penghalang. Terciptalah zaman di mana manusia dan makhluk tak kasat mata saling berkomunikasi secara bebas. Wahyu ning zaman para Dewa, menjadikan masa kala itu disebut kejawen jawi, yang mengedepankan makna keluhuran bagi umat manusia.

Perjalanan pulau Jawa, sejak zaman sanghiyang Bangau (sebelum masa WaliSongo) seluruh peradaban manusia pada masa itu terbagi menjadi tiga golongan, Manusia, Lelembut, dan Siluman dari bangsa seleman. Dari seluruh golongan ini akhirnya terpecah menjadi dua bagian yaitu, aliran putih dan hitam. Kisah terbaginya golongan ini pada akhirnya mendatangkan peperangan hingga turun sampai ke zaman di mana WaliSongo, dilahirkan.

Tersebutlah nama dari sekian banyaknya para tokoh sakti beraliran hitam kala itu "Setan Kober" sosok setengah siluman yang banyak membawa risalah pertumpahan darah bagi seluruh umat manusia. Setan Kober, nama yang sangat melegendaris bagi seluruh aliran hitam sejak kerajaan Majapahit pertama didirikan. Bercerita tentang ilmu kesaktian, beliau belum pernah terkalahkan oleh siapapun juga pada masa kejayaannya, Setan Kober, telah menunjukkan pada dunia bahwa dirinya pernah menjabat sebagai guru besar tujuh aliran sekaligus selama 473 tahun lamanya. Di antara tujuh aliran yang dimaksud adalah, bangsa manusia, lelembut dari alam laut, bangsa jin segala penjuru alam, bangsa togog dari zaman purwacarita, bangsa siluman seleman, bangsa perkayang bumi lapis tiga dan bangsa ngahyang.