Senin, 03 Oktober 2016



Ahmad Saleh Sugiyono
Sedikit sekali orang yang mengetahui tentng hubungan antara tarekat dengan ajaran Islam pada umumnya. Malah banyak sekali orang yang menyangka bahwa tarekat itu bukan ajaran dari Islam, maka tidaklah heran banyak kalangan atau aliran/organisasi Islam yang menentang keberadaan tarekat bahkan menganggapnya bahwa ajaran tarekat itu sesuatu yang diciptakan oleh orang di luar Islam.
Studi dan penelitian tentang tarekat belum banyak dilakukan oleh kalangan ilmuwan dan peneliti. Padahal tarekat mempunyai relevansi dan kaitan erat dengan kesadaran dan gerakan keagamaan di kalangan rakyat. Tarekat Qodiriyah, misalnya merupakan aliran tarekat yang berpengaruh dan banyak pengikutnya di Indonesia. Aliran tarekat ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan seperti perlawanan para petani di Banten, dan perjuangan melawan pemerintahan kolonial di zaman revolusi fisik.
Memang terasa ‘asing’ dan langka karena bagi orang yang belum mengetahui tarekat secara benar akan mengatakan bahwa ajaran tarekat penuh dengan bid’ah dan dibuat-buat, akan tetapi andai saja kita mau menelusuri ajaran Islam secara kaffah/menyeluruh maka tidak akan muncul paradigma yang negatif terhadap tarekat. Akibat muncul paradigma yang negatif terhadap tarekat maka tak menutup kemungkinan suatu aktifitas yang sebenarnya identik dengan pengamalan ajaran tarekat disikapi dengan penuh curiga dan bila perlu diberi stempel sesat dan menyesatkan. Mengapa bisa terjadi demikian? Jawabannya adalah sebagai berikut:

Senin, 26 September 2016



Bismillahirrohmanirrohim
Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Sabda Rosululloh Muhammad SAW (Shollallohu'alaihi Wasallam):
"Adalah Jibril apabila datang kepadaku, yang pertama diberikannya kepadaku ialah Bismillahirrohmanirrohim" (Darulquthni dan Ibnu Umar r.a.).
Dari Anas bin Malik bersabda Nabi Muhammad SAW:
"Itulah isim dari asma Alloh Tidak lain antara ia dengan nama Alloh 'Akbar' seperti putih mata dengan hitamnya. Begitulah dekatnya".

"Ismullohil-A'zhom ialah Alloh Apakah engkau tidak lihat bahawasanya pada semua pembacaan Al-Quran dimulai dengan Bismillahirrohmanirrohim sebelum menyebut nama-nama Alloh yang lain". (Riwayat Imam Bukhari dari Jabir).
Demikianlah jawaban Rosululloh Muhammad SAW ketika ditanya oleh Utsman Ibnu Affan ra berkenaanBismillah. Sabda Baginda s.a.w. lagi, dari Abu Na'im dan Ibn Sunni dari Siti Aisyah ra:
"Ketika turun Bismillahirrohmanirrohim mengucap tasbihlah gunung-gunung hingga dapat mendengar para penduduk Mekah dan sekitarnya. Lalu mereka berkata: 'Rupanya Muhammad yang menyihir gunung-gunung itu'. Kemudian Alloh bangkitkan awan hingga meneduhkan penduduk Mekah".

Rabu, 22 Juni 2016

Selasa, 14 Juni 2016

MACAM-MACAM TAUBAT
Para sufi memiliki konsepsi tentang jalan menuju Allah. Jalan ini merupakan latihan-latihan rohaniah (riyadhah) yang dilakukan secara bertahap dalam menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan maqamat (tingkatan-tingkatan) dan ahwal (keadaan-keadaan) kemudian berakhir dengan mengenal (ma'rifat) kepada Allah.
Kebanyakan sufi menjadikan taubat sebagai perhentian awal di jalan menuju Allah. Pada tingkat terendah, taubat menyangkut dosa yang dilakukan jasad atau anggota-anggota badan. Pada tingkat menengah, di samping menyangkut dosa yang dilakukan jasad, taubat menyangkut pula pangkal dosa-dosa, seperti dengki, sombong, dan riya. Pada tingkat yang lebih tinggi, taubat menyangkut usaha menjauhkan bujukan setan dan menyadarkan jiwa akan rasa bersalah. Pada tingkat terakhir, taubat berarti penyesalan atas kelengahan pikiran dalam mengingat Allah. Taubat pada tingkat ini adalah penolakan terhadap segala sesuatu yang dapat memalingkan dari jalan Allah.
Taubat agaknya diakui secara umum dalam pembahasan tasawuf sebagai maqampertama yang harus dilalui dan dijalani oleh seorang salik. Dikatakan, Allah tidak mendekati sebelum bertaubat. Karena dengan taubat, jiwa seorang salik bersih dari dosa. Tuhan dapat didekati dengan jiwa yang suci.